Walau masih berumur 34 tahun, Melanie Perkins telah sukses raih kesuksesan. Dia menjadi satu di antara wanita paling kaya paling muda yang dijalankan perusahaan teknologi berharga lebih dari USD 1 miliar (Rp 14,2 triliun).
Melanie Perkins dikukuhkan sebagai wanita paling kaya ke-2 di Australia. Forbes menulis keseluruhan kekayaan Perkins sampai sekarang ini berharga USD 6,5 miliar (Rp 92,9 triliun).
Perusahaan Design Grafis Canva yang Perkins bangun bersama suaminya, Cliff Obrecht, belakangan ini berharga USD 40 miliar (Rp 571,7 triliun).
Selanjutnya, Perkins dan Obrecht mempunyai sekitaran 18 % saham di Canva. Pasangan ini janji memberi lebih dari 80 % saham mereka untuk Canva Foundation untuk melakukan aktivitas amal.
Sekarang, Canva sukses mempunyai 60 juta pemakai bulanan, dan 500 ribu team dari perusahaan seperti Intel dan Zoom yang abonemen.
Dijumpai Perkins memang mempunyai talenta untuk menjalankan bisnis semenjak berumur 14 tahun. Dia pernah jual syal bikinan tangan di pasar.
Daftar isi
Berikut 5 pelajaran yang dapat Anda petik dari keberhasilan yang dicapai oleh Perkins.
Berikan Kembali
Canva putuskan memberikan 30 % saham perusahaan ke tubuh amal yang mempunyai tujuan untuk menangani kemiskinan. Saham itu sama dengan USD 12 miliar (Rp 171,5 triliun).
Penting untuk seorang pebisnis memakai usaha mereka untuk memberikan kembali ke orang atau organisasi yang membutuhkan.
Anda dapat mulai dari hal yang kecil karena tidak semuanya orang dapat memberi bantuan dalam skala besar secara langsung.
Disamping itu, Anda bisa juga berpartner dengan platform yang lain yang mempunyai arah serupa.
Jangan Pernah Menyerah
Penghimpunan modal untuk perusahaan yang berbasiskan di Australia tidak mudah. Apa lagi, Perkins harus dekati beberapa investor yang dari Amerika Serikat.
Masalahnya Australia dipandang seperti lokasi yang terlampau jauh dan beresiko untuk berinvestasi. Namun, ini tidak hentikan cara Perkins.
Dia berusaha lebih dari tiga tahun. Pada akhirnya, Perkins berjumpa dengan investor Bill Tai.
Walau tidak melakukan investasi di Canva, Tai menolong Perkins dan Obrecht terjalin dengan beberapa orang yang dapat menolong mereka meningkatkan bisnisnya.
Oleh karenanya, Anda harus mengganti pemahaman saat terima kata “tidak” dalam bisnis. Tiap kata “tidak” yang diterima akan membuat Anda beberapa langkah lebih dekat sama investor yang hendak menjelaskan “ya “.
Dengarkan Konsumen setia
Biasanya, seorang pebisnis berpikiran jika mereka mempunyai gagasan usaha terbaik. Tetapi, faktor yang dapat memperdalam gagasan sekalian membuat sukses ialah dengarkan opini dari konsumen setia prospektif, dan membuat jalan keluar untuk menolong persoalan mereka.
Perkins membuat Canva sebab menganggap frustasi memakai program design yang terlampau sulit.
Oleh karenanya, seorang kerap memakai pendesain grafis yang lumayan mahal karena tidak ada jalan keluar yang lain dapat ditemukan.
Saat sebelum membangun Canva, Perkins dan Obrecht lebih dulu membangun Fusion Books, yang memungkinkannya konsumen setia membuat dan cetak buku tahunan sendiri. Pasangan suami istri itu dengarkan konsumen setia Fusion Books berkaitan hal yang sukses dan gagal dari bisnisnya.
Sebagai seorang pebisnis, Anda harus mengetahui jika usaha sama dengan makhluk hidup. Usaha terus bernapas, berkembang, dan berkembang bersamaan berjalannya waktu.
Barang atau jasa yang Anda hasilkan kelak dapat beralih menjadi suatu hal yang lain. Maka Anda jangan terjerat pada ide awal mula yang dibuat saat baru membuat bisnis.
Terapkan Nilai Personal dalam Usaha
Perkins dan Obrecht mempunyai nilai kepribadian yang kuat. Mereka pastikan nilai-nilai itu terwakili dalam visi Canva.
Ini dapat disaksikan dalam dasar pemakai Canva yang mengeluarkan bunyi, “Canva tidak memberikan dukungan dan tidak mentoleransi servicenya dipakai untuk mendiskriminasi seseorang, terlebih bila terkait dengan ras, agama, tipe kelamin, tujuan seksual, umur, disabilitas, asal negara, atau turunan.”
Bila pemakai ditemukan menyalahi ketentuan ini, Canva tidak enggan hentikan akses mereka ke service tanpa pernyataan ditambah dulu.
Tentu saja, perlakuan Canva benar-benar memberikan inspirasi dan dapat didalami oleh beberapa pengusaha. Berbagi nilai-nilai individu yang tertanam ke usaha bisa menarik semakin banyak perhatian.
Percaya
Perkins yakin jika dianya dapat sukses atas sesuatu yang ingin diraih. Saat berumur 19 tahun dan menunda kuliahnya, Perkins coba kumpulkan dana untuk gagasan besarnya. Namun, dia terus-terusan alami penolakan.
Sepanjang ada di titik paling rendah, Anda perlu memercayakan keyakinan diri hingga dapat bertahan pada keadaan apa pun. Pebisnis kerap lupakan pelajaran ini.
Jangan sampai jadi tidak optimis karena perkataan seorang penentang. Hal paling mudah yang ditemukan di dunia adalah seorang yang memberi argumen kenapa gagasan besar Anda akan gagal.
Seorang penentang cuman takut bila Anda terlebih dahulu capai mimpi. Sedangkan, mereka belum sanggup penuhi mimpinya. Sudah saatnya untuk menunjukkan jika mereka salah.