Kami juga melakukan pengambilan sampel spektrum bersama dengan Paspampres, BSSN, operator seluler, dan PCO
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah melakukan langkah intensif melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. pengawasan (Monitoring) dan pemantauan penggunaan spektrum frekuensi radio untuk mendukung kelancaran telekomunikasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43.
“Tim Monitor Spektrum Frekuensi Radio melakukan pengawasan di lokasi penyelenggaraan KTT ASEAN tahun 2023, sehingga tidak terjadi gangguan pada seluruh frekuensi yang digunakan. “Sebelum dan selama acara KTT, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan pengawasan dan pemantauan frekuensi radio,” kata Direktur Jenderal SDPPI Kemenkominfo Ismail dalam siaran persnya, Minggu.
Ismail mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bertugas melakukan pengawasan melalui kegiatan pada saat peristiwa besar seperti KTT ASEAN ke-43. pengawasan dan mengatasi interferensi pada spektrum frekuensi radio.
Dalam pelaksanaannya, Kementerian Komunikasi dan Informatika berkoordinasi erat dengan pemangku kepentingan penyelenggara, antara lain Kementerian Luar Negeri, Sekretariat Negara, satuan keamanan, dan operator telekomunikasi.
Ismail mengatakan kegiatan pengawasan Hal ini dilakukan secara ekstensif sejak sebelum KTT ASEAN ke-43 dan menyasar seluruh spektrum KTT, pengguna yang ada, termasuk spektrum Wi-Fi.
“Dalam rangka memaksimalkan penggunaan frekuensi WiFi untuk KTT, Ditjen SDPPI telah mengeluarkan surat edaran yang mengatur penggunaan saluran frekuensi WiFi,” ujarnya.
Sabirin Mochtar, Direktur Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Direktorat Jenderal SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika, mengatakan, pihaknya melaksanakan pengawasan awal di lokasi KTT ASEAN ke-43 untuk mengetahui pengguna spektrum frekuensi radio yang ada (yang sudah ada).
“Juga sebagai acuan penetapan izin sementara stasiun radio bagi delegasi asing, PCO (Professional Conference Organizer), ASEAN Summit Broadcaster Host, PCO,” ujarnya.
Sabirin menjelaskan, pihaknya secara khusus menugaskan Tim Pemantau Spektrum Frekuensi Radio (SFR) dan Acara Khusus dan Perangkat Telekomunikasi Antar Negara serta UPT Pemantauan Spektrum Frekuensi Radio untuk melakukan pemantauan dan pengawasan spektrum frekuensi radio.
Menurut dia, tim Kementerian Komunikasi dan Informatika juga memantau frekuensi kependudukan sebelum acara Pemantauan rilis untuk frekuensi yang akan digunakan.
“Kami juga melakukan itu berlatih “Penggunaan frekuensi bersama dengan Paspampres, BSSN, operator seluler dan PCO,” ujarnya.
Beberapa metode akan digunakan untuk memantau dan memantau spektrum frekuensi radio selama KTT ASEAN ke-43.
Renny Kusumaningtyas, Ketua Tim Pengawasan Peralatan Telekomunikasi Antar Negara dan Acara Khusus SFR, mengatakan peralatan yang digunakan penganalisa spektrum dan pemantauan penerima genggam untuk memantau frekuensi radio.
Ada juga WiFi Hunter untuk mengidentifikasi penggunaan WiFi dan mobil yang tidak patuh pengawasan untuk memantau frekuensi radio secara teratur Ponsel, ponsel.
penerapan pengawasan Hal ini melibatkan staf Direktorat Pengendalian SDPPI dan Balai Pengawasan SFR Kelas I Jakarta, serta UPT pendukung dari beberapa daerah yakni Balmon Tangerang, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar, Samarinda, dan Pontianak.
“Kami akan menempatkan staf pada posisi-posisi tersebut pengawasan spektrum frekuensi radio Tempat utama dan Tempat “Pendukung KTT ASEAN ke-43 antara lain di lokasi utama JCC, lokasi gala dinner di Hutan Kota GBK, serta lokasi kegiatan program Pasangan di Taman Mini Indonesia Indah,” kata Renny.
Selain itu, tim pemantau juga mempekerjakan tim tersebut Pusat media dan di Bandara Soekarno Hatta, titik kedatangan dan keberangkatan para kepala negara dan delegasi KTT ASEAN.
Kalaupun diperlukan, kata dia, tim akan mengatasi gangguan radio jika ada keluhan terhadap frekuensi yang digunakan Acara KTT ASEAN ke-43.
“Kami berharap pemantauan dan penanganan interferensi ini dapat berujung pada tertibnya penggunaan spektrum radio dan segala keluhan terkait interferensi spektrum radio dapat diatasi sebelum KTT ASEAN berlangsung,” kata Renny.
Lebih lanjut Renny menambahkan, lokasi KTT kali ini juga menuntut tim pengawasan spektrum radio untuk bekerja lebih keras dalam memantau dan mengendalikan pengguna spektrum radio, khususnya di lokasi acara.
“Dari segi penggunaan spektrum, Jakarta tentunya lebih padat sehingga tim akan bekerja lebih keras untuk mengurangi potensi gangguan frekuensi radio.” Juga akan ada pengaturan saluran untuk jaringan WiFi, baik secara resmi operator atau penyelenggara Internet yang ditunjuk pada KTT ASEAN 2023 di Jakarta tidak resmi” jelasnya.
Pada hari KTT ASEAN ke-43 pada tanggal 5 hingga 7 September, tim pemantau SFR akan meningkatkan upaya pemantauan untuk menjaga frekuensi demi keselamatan kepala negara dan delegasi tanpa gangguan.
Hal ini dilakukan agar seluruh frekuensi pengamanan Kepala Negara atau VVIP, delegasi, penyelenggara, dan media dapat digunakan dengan baik dan tanpa gangguan.
Baca juga: 43rd ASEAN Summit Media Center hadirkan menu khas Indonesia
Baca Juga: Menkominfo Ajak Insan Humas Sukseskan KTT ASEAN ke-43
Wartawan: Fathur Rochman
Penerbit : Suryanto
HAK CIPTA © ANTARA 2023