Jakarta (ANTARA) – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak para pelaku UMKM di era transformasi digital untuk memperbanyak produk yang mengedepankan keunikan budaya dan nilai-nilai lokal, sehingga mampu bersaing dengan produk luar negeri yang saat ini dijual melalui platform. bersaing. on line.
Ajakan ini disampaikan Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menanggapi fenomena menurunnya kinerja penjualan UMKM yang diyakini disebabkan oleh tren tersebut. Perdagangan Sosial.
“Menurut saya, UMKM Indonesia punya keunikan tersendiri. Desain buatan tangan, perpaduan produk autentik yang mengedepankan nilai-nilai lokal. Jangan hanya bersaing dengan produk yang diproduksi secara massal. Kita perlu tampil menonjol dengan produk-produk unik yang bernilai lokal. “Ini harus kita promosikan agar bisa bersaing,” kata Semuel dalam panel AFPI di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut Semuel mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika merespons tren tersebut Perdagangan Sosial Mengingat tren ini sebenarnya sudah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Ia menceritakan kisah salah satu pionir Perdagangan Sosial Forum jual beli seperti Kaskus mulai banyak bermunculan di Indonesia dan popularitasnya melejit pada tahun 2012.
“Nah, itulah perbedaannya Perdagangan Sosial “Dulu dan sekarang berarti mempermudah transaksi dan mengatur logistik,” kata pria yang akrab disapa Semmy itu.
Adapun Perdagangan Sosial Di era transformasi digital dan saat ini beroperasi di Indonesia, Semmy mengatakan perseroan telah mengikuti aturan dan ketentuan yang berlaku.
Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika tidak bisa begitu saja memblokir akses layanan platform Perdagangan Sosial terkait.
Ia juga mengajak UMKM untuk melihat tren Perdagangan Sosial saat ini sebagai bentuk pengembangan produknya lebih lanjut dan sebenarnya dapat mendorong perluasan pasar tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di negara lain.
“Di ruang digital yang saat ini tidak ada batasnya, kita sebenarnya harus memanfaatkannya. Kita tidak boleh hanya merasa terus menerus diserang oleh barang-barang dari luar negeri. Sekarang giliran kita menyerang barang luar negeri dengan keunggulan produk yang menonjolkan nilai produk lokal,” kata Semmy.
Baca juga: Kementerian Komunikasi dan Informatika: Mendorong budaya perlindungan data pribadi
Baca juga: Pelatihan AR dan VR dapat membangun ekosistem talenta digital di Indonesia
Wartawan: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
HAK CIPTA © ANTARA 2023