Indonesia perlu mengembangkan AI yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

admin

Indonesia perlu mengembangkan AI yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Cepat atau lambat, perkembangan digitalisasi dan kecerdasan buatan juga akan semakin penting

Firman Kurniawan, Pengamat Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI), mengatakan Indonesia harus memperhatikan kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI).

“Untuk Indonesia yang berpenduduk 278 juta jiwa, sepertinya perlu dikaji lebih serius kecerdasan buatan Ini menguntungkan bangsa Indonesia sendiri,” kata Firman saat dihubungi ANTARA, Rabu.

Ia mengatakan, teknologi kecerdasan buatan yang diimpor tidak dapat sepenuhnya diadopsi oleh masyarakat Indonesia karena pada dasarnya fungsi AI dari negara lain tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan nilai budaya masyarakat.

“Kami tidak bisa memasukkannya sepenuhnya kecerdasan buatan dikembangkan oleh Jerman kecerdasan buatan dikembangkan oleh Jepang. “Masyarakatnya berbeda, polanya berbeda, algoritmanya berbeda dengan algoritma masyarakat Indonesia,” kata Firman.

“Kalau kita mau mengerti apa yang diinginkan orang, di Indonesia ada bahasa yang berbeda, ada bahasa daerah dari Sabang sampai Merauke, dan ketika mesin dari Amerika, Inggris, Jerman dan Jepang membacanya, itu tidak terbaca. Indonesia, “tambahnya menambahkan.

Oleh karena itu, menurut Firman, Indonesia membutuhkan lembaga yang secara khusus meneliti, merencanakan, dan mengimplementasikan teknologi AI yang dibutuhkan masyarakat di sini.

Berbeda dengan negara maju yang menggunakan AI untuk merampingkan operasi manufaktur tanpa tenaga manusia karena populasinya yang terbatas, Indonesia yang memiliki populasi lebih besar tidak boleh menjadi korban teknologi AI yang berpotensi mengurangi lapangan kerja.

Firman juga menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat tentang penggunaan AI agar Indonesia nantinya siap sepenuhnya mengadopsi teknologi tersebut.

Menurutnya, dalam perkembangan teknologi AI, Indonesia memiliki keunggulan dalam hal sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya. Namun, sumber daya manusia harus didukung oleh perencanaan dan evaluasi yang cermat dan terkoordinasi dengan baik.

“Kita membutuhkan pemimpin teknologi, Elon Musk Indonesia, yang mewakili arsitektur yang merancang perkembangan teknologi apa yang akan dicapai dalam lima hingga 10 tahun dan bagaimana hal itu dapat dicapai,” kata Firman.

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menyinggung penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam pidatonya pada kesempatan deklarasi pemerintah tentang undang-undang APBN 2024 dan membacakan laporan keuangan hari ini.

Ia meyakini bahwa digitalisasi dan kecerdasan buatan akan mendominasi kehidupan perekonomian global dan Indonesia, sehingga dengan strategi yang tepat, adopsi teknologi dapat membawa manfaat yang signifikan.

“Cepat atau lambat, perkembangan digitalisasi dan kecerdasan artifisial juga akan menjadi semakin penting dan mendominasi kehidupan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. “Pengenalan teknologi ke dalam bisnis dapat memberikan keuntungan yang signifikan dengan strategi yang tepat,” ujar Presiden.

Also Read

Bagikan:

admin

Tambah Info & Tips Trik Menarik tentang Bisnis, Teknologi, Otomotif, Blogging, Lowongan Kerja dan berbagai info menarik lainnya

Tags

Tinggalkan komentar