JAKARTA (ANTARA) — Agung Tri Nugraha, Direktur Riset Center for Digital Society Universitas Gajah Mada Yogyakarta (CfDS UGM), mengatakan perguruan tinggi dan pelaku industri di sektor digital perlu lebih banyak berinteraksi untuk mengisi kesenjangan talenta digital yang ada. saat ini ada di Indonesia.
“Kita harus mengatasinya Kesenjangan antara kebutuhan industri dan lulusan perguruan tinggi (PT). Ini adalah masalah yang perlu diatasi. Selain kompetensi digital, perguruan tinggi juga harus mengembangkan interaksi. “Kami di UGM juga sedang mempersiapkan rencana mengundang industri untuk datang ke kampus untuk menciptakan interaksi tersebut,” kata Agung dalam diskusi online, Selasa.
Menurutnya, meski saat ini sudah banyak perguruan tinggi yang memanfaatkan program magang untuk mengenalkan kondisi industri kepada mahasiswanya, namun langkah tersebut masih belum cukup.
Hal ini berdasarkan laporan Wiley tahun 2021 bertajuk Digital Skill Gap Index yang menempatkan Indonesia pada peringkat 11 dari 19 negara di Asia-Pasifik karena kesenjangan kebutuhan talenta digital antara SDM dan pengambil keputusan industri terbukti.
Laporan Insead lainnya pada tahun 2022, bertajuk Global Talent Competitiveness Index, menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 82 dari 133 negara yang ada, sehingga diperlukan program yang lebih baik lagi untuk menciptakan talenta digital di tanah air.
Melihat pemberitaan tersebut, salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mencetak lebih banyak talenta digital adalah dengan mengajak para pelaku industri untuk bergabung ke perguruan tinggi.
Tujuannya adalah agar industri dapat menunjukkan kepada institusi pendidikan mengenai kebutuhan yang tepat akan talenta digital dan pada saat yang sama dapat berpartisipasi dalam pelatihan talenta digital berbasis kebutuhan.
Mengenai kebutuhan talenta digital, laporan Bank Dunia pada tahun 2018 menemukan bahwa Indonesia membutuhkan hingga sembilan juta talenta digital pada tahun 2030 untuk mewujudkan potensi maksimal ekonomi digitalnya.
Baca juga: Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang membahas Dewan Media Sosial bersama UNESCO
Baca Juga: Dian Sastro Pelopori ‘Wanita Inovatif’ untuk Cetak Bakat Digital
Wartawan: Livia Kristianti
Penerbit : Natisha Andarningtyas
HAK CIPTA © ANTARA 2023